Langsung ke konten utama

SUDAH LAMA


Tentang bagaimana kemanusiaan diadu-adankan pada kaki kaki rumput yang mencengkram bumi, dan laut yang menyenandungkan sepi.
Aku berdiri menekan keadaan 
Di manakah kemanusiaan?
Di manakah keadilan?.

Manusia tidaklah binatang di hutan belantara tanpa jalan dikakinya, tanpa tujuan ke mana-mana
Di manakah kita bawa sendiri-diri kesah yang menyendiri dan ruang yang mengaduk-aduk api?.

Cintailah apa yang bisa dicintai, kelak ia yang akan menemukanmu dalam gelombang tak bertepi.

Bicaralah pada angin yang tuli, tanyakan pada pohon pagi di makan matahari. Bersiaplah ketika sore dipanggil malam tenggelam bersama aroma kopi.

Kemanusiaan harus diperjuangkan!, tidak diperjualbelikan. 
Titik!.
Serasa pagi menyantap roti dan kita-manusia sudah lama mati. 

Yogyakarta, November 2020

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ANTARA SEKSI DAN KEMUNAFIKAN

Jelas dan terang pertanyaan itu membeludak menepi pada jidat tanpa doa-doa, tanpa ada  arti apa-apa. Kursi penguasa peta uang negara, sesegukan  anak-anak TK memasari desa-desa. Masyarakat mencekik perut dengan dua puluh  satu jari-jari. Mata mereka berbicara, mulut mereka menganga. Sedang bohlam seukuran kolam menjelma bianglala menepuk-nepuk  di ruangan DPR, KPK, MPR,  Majelis-majelis dan politisi. Aparat negara begitu seksi bermain  adegan Korea. Ada yang melumuri dengan isian nusantara satunya, sibuk obral majinasi  dalam bungkus nasi. Ha ha ha Tontonan telanjang mereka mengamini ejakulasi didemonstrasi, malah pada merah, marah. "Wah.., saya itu banyak mengeluarkan dana, dana itu, dana ini. Ya sudahlah dimaklumi saja,  jika saya berkuasa aliran dananya masuk ke saya" Tolol! Makanya bapak-ibu aparat, kalau disuruh  sekolah itu jangan suka bolos uang mama masuk saku ujung-ujungnya beli plastik kupu-kupu. Beginilah yang terjadi j...