Langsung ke konten utama

SEGEROMBOL API MEMBAKAR HATI


Hatimu duduk termangu dimakan sepi 
Di atas bangku tua 
Malam sebagai kaca suara angin tipu daya 
Mendatangkan kekasih di kota jauh, mata berjalan menempuh hatimu lesu termangu kangen merindu. 

Senja berganti baju malam
Berhias bintang-bintang dipolesi awan.
Di pipinya pagi segera datang tidak dengan seorang berbicara pada ketiadaan pada bangku tua menunggu kekasih pujaan.

Hatimu duduk termangu dimakan sepi diamuk api.
Kobaran janji pada palung kesetian yang dihibur pagi, membangunkan bunga cendana dan menenangkan gusar dalam hati.

Tidak mau berbicara bibirnya batu-batu yang kasar dan tajam, matanya merah padam, giginya meruncing bagai pedang siap membunuh, tetapi hatinya layu, lesu termangu di atas bangku tua hampir tutup usia.

Dia merobek masa lalu. Dicacah air darah dengan tujuh bunga rupa, dia baca mantra; tangan memetik bintang bintang dicampur garam di lautan, mantra dibaca

mantra:
Kekasih yang pulang cepat pulang, jangan pulang tetap pulang, aku kangen susumu yang panas di meja makan. Aku kangen kekasih tetap pulang, pulanglah, pulang. Kepalang nasib semalam tak mencium rembulan dalam dadamu. Kekasih aku kangen masakanmu yang kamu masak di atas ranjang. Pulang kekasih yang cepat pulang, pulanglah, pulang!

Sesampai pagi tua merenggut nyawa dia; hatimu duduk termangu di atas batu kebebalanmu, siang sebagai tanda cinta sudah tiada, cinta sudah tak menemukan jalan pulang atau pula ketemu penciptanya.

Kemenyan masih menyala di tungku hati yang lama mati. Di atas hati yang lama sepi. di atas abadi hati.


2018, Yogyakarta.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ANTARA SEKSI DAN KEMUNAFIKAN

Jelas dan terang pertanyaan itu membeludak menepi pada jidat tanpa doa-doa, tanpa ada  arti apa-apa. Kursi penguasa peta uang negara, sesegukan  anak-anak TK memasari desa-desa. Masyarakat mencekik perut dengan dua puluh  satu jari-jari. Mata mereka berbicara, mulut mereka menganga. Sedang bohlam seukuran kolam menjelma bianglala menepuk-nepuk  di ruangan DPR, KPK, MPR,  Majelis-majelis dan politisi. Aparat negara begitu seksi bermain  adegan Korea. Ada yang melumuri dengan isian nusantara satunya, sibuk obral majinasi  dalam bungkus nasi. Ha ha ha Tontonan telanjang mereka mengamini ejakulasi didemonstrasi, malah pada merah, marah. "Wah.., saya itu banyak mengeluarkan dana, dana itu, dana ini. Ya sudahlah dimaklumi saja,  jika saya berkuasa aliran dananya masuk ke saya" Tolol! Makanya bapak-ibu aparat, kalau disuruh  sekolah itu jangan suka bolos uang mama masuk saku ujung-ujungnya beli plastik kupu-kupu. Beginilah yang terjadi j...

APA GUNA ISLAM

apa guna islam dalam hati bila mulut tajam melukai apa guna islam dalam hati bila kemaksiatan diamini apa guna islam dalam hati bila amanah ditukar korupsi apa guna islam sekalian bila diam dalam kemungkaran apa guna islam sekalian bila aurat dipertontonkan apa guna islam sekalian bila syariat dianggap ancaman apa guna islam sekalian bila tuhan pun diganti uang apa guna islam-islaman toh,  islam tetaplah islam yang kadang orangnya  gagal paham, lalu islam disalahkan toleransi mesti dipahamkan  bengkok kesalahpahaman mesti diluruskan islam bukan agama kawe bukan agama hape bukan pula agama katepe apa guna islam lisan bila dusta di belakang apa guna islam lisan bila budak setan apa guna islam lisan bila panjang tangan ap guna islam sekalian bila dirusak sendiri pelan-pelan yang kadang orangnya  gagal paham, lalu islamnya disalahkan yang kadang orangnya  seperti ikan di atas daratan memandang uang sebagai tuhan apa guna islam-islaman? Cakraningrat, 27/0...