Tanggalkan kutangmu, Saminten
Hujan yang berkaki tajam yang
keluar dari kutangmu yang
mendatangkan pasrah
Adalah godaan sempurna.
Kamu berkata pelan seperti
gerimis datang disiarkan angin.
Aku merasa dingin dan kamu
memelukku erat dan lembut.
Kutangmu coklat panas
menghalau dingin meranggas.
Kamu elus-elus rambut jagungku
yang layu, dan kutangmu adalah
coklat panas berputar-putar seperti
kipas.
Buka lagi dadamu yang purnama
Buka lagi. Sedikit, sedikit lagi
Agar malam yang ditindih hujan
tidur nyenyak, lalu bintang di
dadamu menjadi pualam.
Pelut. Eratkan pelukan. Jilat duka
yang datang dan dekap kehangatan
agar tidur panjang, Saminten.
Yogyakarta, 2021
Komentar
Posting Komentar