"Jangan kamu gesek-gesek anumu, aku lihat dengan mata kepalaku kamu jalan dengan wanita itu", belalak istriku.
"Di bajumu ketika akan kucuci di kamar mandi, aku temukan bekas bibir, lipstik lima puluh ribuan. Aku marah!, aku kesal! bisa-bisanya kamu bagi cinta. Jangan. Jangan kau sentuh aku", lanjutnya.
"Apa kamu tidak malu? Tidak takut aku potong anumu?
Aku usir kamu dari rumah tanpa baju? Sok berani selingkuh
padahal sudah tidak sekeras dulu", tambah belalak dia.
"Sayang istriku jangan begitu. Jangan salah paham dulu".
"Sudah. Sudah aku tidak mau tahu. Keluar! Keluar!"
"Keluar?"
"Keluar cepat!"
"Celanaku bolong dari rumah, Sayang. Tetiba di jalan
aku dibisikkan wanita cantik, Maria, namanya. Dia
membawaku ke toko celana. Bukankah ini semua
ide kamu kan, bolongin tengah malam bukan?", jelasku.
Seperti ajian, Istriku seketika hilang. Aku cari-cari di kamar, dapur, halaman sampai baskom. Tidak ada. Istriku ada di celana bolong mengisap jempol.
Yogyakarta, 2020
Komentar
Posting Komentar