Langsung ke konten utama

BUNGA-BUNGA PERGAULAN BEBAS



****


Menuju ke pesta malam Minggu, Maria berdandan selayak ratu Cinderela. Maria mahasiswa kedokteran di salah satu kampus bergengsi di Yogyakarta. Berpakaian menarik, bergincu merah cahaya sangat dia suka. Apartemennya  tidak sampai seratus meter dari Malioboro dan tempat wisata lainnya. Maria diundang ke pesta ulang tahun Ferry dengan spesial, sebab Maria adalah kekasih Ferry sejak sebulan lalu. 

Maria lenggak-lenggok menatap dirinya yang jelita di cermin kamarnya. Malam itu jam 18.15, dan Maria harus sampai ke pesta secepatnya. Tas bermerk Maria bawa dan bau parfum mahal menyuruak seluruh kamarnya. Maria bergegas ambil kunci mobil sejurus kemudian menutup apartemennya.

Sampai di lokasi pesta, Maria mencari Ferry secepatnya. Maria bertemu dengan Chila, teman 'nongki', bertanya Ferry di mana. Chila mengangkat bahunya. Musik blues dan warna-warni lampu pesta menjamur di dinding hotel, bunga-bunga sebagai atribut perayaan tumbuh di mana-mana. Ferry tidak ada. Maria menuju kamar mandi hotel. High heels tinggi Maria menginjak karpet kamar mandi hotel dan... Ferry sedang bercumbu dengan wanita lain tepat di mata Maria. 

"Mas!"

Maria berteriak membelalak pada Ferry  yang berlumur gincu merah di bibirnya. 

"Apa-apaan ini, a?"

Dengan tanpa basabasi Ferry membawa Maria ke dalam hotel, Ferry sudah bocking sebelumnya. 

Sampai di dalam kamar hotel, Maria berdiri dan mencecar Ferry. Maria menunjuk wajah Ferry, marah, amarah meletup-letup, tapi Ferry biasa saja. Cengengesan seperti tidak ada apa. 

"Sayang, tidak usah kamu marah. Buat apa? Toh kamu tahu 'kan aku begini orangnya?"

"Aku tidak suka Mas. Kan sudah kubilang padamu, apa aku kurang cantik? Apa aku kurang seksi? Apa?"

"Sayang, kamu harus tahu, dia yang ngajak aku bercumbu, bukan aku."

Ferry menjelaskan apa yang sudah berlalu di kamar mandi hotel sembari memeluk tubuh Maria. Maria mengelak, tapi Ferry betul-betul lelaki perayu. Dia ciumi rambut harum Maria, memeluk tubuhnya dan berbicara kata cinta pelan di leher Maria. 

Astaga! Maria luluh dan lemas tak berdaya. Seakan tidak ada apa-apa di awal, Maria masuk ke perangkap Ferry. Rayuan Ferry betul ajib sekali. 

Malam Minggu adalah malam berpesta bagi dua insan yang dipelihara oleh cinta. Malam Minggu adalah percumbuan bulan dengan bumi yang teduh di tikar mimpi.

Bulir keringat Maria berjatuhan di atas dada kekar Ferry. Hasrat meradang dalam tubuh percintaan. Rambut Maria acak-acakan sejurus desah merdu kemudian Maria nyanyikan. Ferry menciumi tubuh Maria pelan, pelan sekali. Maria sangat menikmati ciuman Ferry, dengan lembut Ferry meraba tubuh Maria yang berayun di atasnya.

Percintaan memang selalu mengasyikkan. Dua insan merayap di alam kenikmatan, menciumi mimpi berbunga impian. Maria sangat gagah sebagai perempuan dalam ikhwal percintaan. Semalaman mereka habiskan dalam hotel, merayu hasrat agar menjadi budak, menjadi pesuruh mereka dalam kenikmatan. 

Maria sekali ini benar-benar di puncak kenikmatan. Desahan dan pelukannya semakin erat masuk ke tubuh Ferry yang menikmati hasil dari bunga-bunga duniawi. Ferry seperti panglima perang menyemangati Maria yang sedang di puncak kenikmatan. 

"Yang, yang... sayang, a...a" 

Semakin Ferry semangat mendengar nyanyian merdu Maria. 

"Terus yang... ayo!"


"Ah!"


Dua insan ini bertekuk lutut di bawah keperkasaan cinta. Maria terbaring ke samping dengan telanjang dada. Ferry memeluk Maria dari belakang disertai napas ngus-ngusan. Malam semakin panjang, hangat memeluk tubuh dua insan. Malam Minggu adalah malam pesta bagi dua insan di kaki Dewi cinta. 



*****

Wajah Maria tak cantik lagi, tak terurus. Maria sering murung dan mengurung dalam apartemennya. Hari ini Maria suka mual dan pusing-pusing, Maria hamil. Perutnya saban hari semakin terlihat buncit. Maria murung dan tekanan jiwa menjadi penyakit kepada apa yang telah menimpa dirinya. Pergaulan bebas dengan kekasih harus dia tuai dengan penyesalan. Apa yang Maria harus lakukan dengan semua ini telah Maria pikirkan. Dari menggugurkan bayinya, bunuh diri telah menghantui pikirannya. Setelah Ferry tidak bisa dihubungi berkali-kali, Maria sadar bahwa cinta memang fitrah dan benar.  Namun, bila harus dilakukan dengan jalan yang salah, maka hasilnya kecewa dan ketidaktenangan hidup akan didapatkan. Ada macam cara, ada baik ada pula yang benar, tapi benar belum tentu baik. Politikus yang korup untuk memberdayakan partainya adalah aktivitas yang sangat tidak dibenarkan. Toh, kan untuk kemaslahatan partai? Meskipun!

Dari Maria belajar betapa bejatnya pecinta yang hanya mau menang dalam kenikmatan, tetapi dia pecundang dalam tanggung jawab. Dari Maria belajar tidak semua kenikmatan instan bisa selalu membahagiakan. Dunia ini sementara, dunia penuh coba. Cinta yang lahir dari jalan kebenaran, maka akan jatuh ke dalam keindahan. Sebaliknya cinta yang hanya orientasi bawah selangkangan maka penyesalan tentu akan menghantui kehidupan. 

Tuhan telah mencipta cinta bukan untuk nafsu, atau sekadar hiburan belaka. Tetapi apapun, se 'zarrah' pun pekerjaan akan dihisap kelak di akhir perjalanan. 

Maria kurus tinggal tulang. Susunya kempes, wajahnya susut dan matanya ke dalam, tiada cahaya memantul darinya. Maria tidak tahan dengan hidup yang diemban. Rambut Maria seperti daun pohon dimakan ulat kegirangan. Maria ambil pisau dan darah anyir pun menjadi saksi akhir pejalanan hidup Maria dalam penyesalan. 



Maria, selamat jalan!



*Cerita fiktif belaka. Ditulis di Yogyakarta, 16 Juni 2022. 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

ANTARA SEKSI DAN KEMUNAFIKAN

Jelas dan terang pertanyaan itu membeludak menepi pada jidat tanpa doa-doa, tanpa ada  arti apa-apa. Kursi penguasa peta uang negara, sesegukan  anak-anak TK memasari desa-desa. Masyarakat mencekik perut dengan dua puluh  satu jari-jari. Mata mereka berbicara, mulut mereka menganga. Sedang bohlam seukuran kolam menjelma bianglala menepuk-nepuk  di ruangan DPR, KPK, MPR,  Majelis-majelis dan politisi. Aparat negara begitu seksi bermain  adegan Korea. Ada yang melumuri dengan isian nusantara satunya, sibuk obral majinasi  dalam bungkus nasi. Ha ha ha Tontonan telanjang mereka mengamini ejakulasi didemonstrasi, malah pada merah, marah. "Wah.., saya itu banyak mengeluarkan dana, dana itu, dana ini. Ya sudahlah dimaklumi saja,  jika saya berkuasa aliran dananya masuk ke saya" Tolol! Makanya bapak-ibu aparat, kalau disuruh  sekolah itu jangan suka bolos uang mama masuk saku ujung-ujungnya beli plastik kupu-kupu. Beginilah yang terjadi j...