Langsung ke konten utama

REMBULAN PINGGIR JALAN



Di bawah rembulan yang bisu 
Anak-anak kecil menyusun mimpi 
di balik tumpukan kardus-kardus
Perempuan bunting waspada ada penculik 
mengintai tanahnya yang dikata milik negara
Dengan gontai dan bersiul penyair berlayar 
di tubuh rembulan yang bisu dengan isyarat tubuh

Ye engkau malam yang menanggalkan pakaian 
Lihat betapa compang-campingnya hatiku 
memandang pendidikan dijual menjadi alat-alat pubrik jagal
Cita-cita mangkrak di pasar loak muak, muak dan muak menimpa wajahku yang kusam
kusam dari debu polusi 
kusam dari caci maki
kusam, dicakar delusi 
negeriku kenapa jadi begini?

Ye engkau malam yang dipanggil-panggil lolongan serigala  
Lihat bagaimana nasib orang miskin yang dipelihara oleh ketakutan
Lihat bagaimana kelaparan mengitari rumah-rumah pikiran yang kalut, yang roboh bersama jendela harapan

Di bawah rembulan yang diam ini 'kulangitkan sumpah
Ye engkau malam yang diam ini 
suara-suara mesin mengunduli hutan yang kedinginan 
Di laut ikan-ikan berlarian ke sana-ke mari 
takut ditangkap tangan-tangan ilegal yang suka mengambil hak-hak kelautan
dan di langit ada tangis yang meringis sebab panas bumi membakar bintang-bintang 
Lihat bagaimana matahari bertekuk lutut di tanah 
dengan wajah duka diperlihatkan kepada manusia 
Manusia-manusia, manusia hanya hidup dengan mata dohirnya 
Bukankah ayat suci lama berkata
Segala kerusakan di langit dan bumi ulah tangan manusia?

Di bawah rembulan yang bisu
Sajak-sajak mengangkat tangan berdoa
Bumi panas, wajah langit ditumpahkan air miras
Hutan-hutan, lautan sudah mulai bosan

Ye Allahu! Dengar sajakku yang bersujud padamu 
Lihatlah bagaimana hambamu yang mabuk berdansa dengan isi duniawi,
yang mulutnya berbusa-busa meminta kaya raya, rumah 
mewah. Bukan lagi menyebutmu sebagai Tuhan segala ada.

Ye Tuhan pengasih dan penyayang! Di balik sajakku yang murung ini 
Harapan yang cantik jelita sedang melihat-lihat di jendela
Matanya bunga melati, bibirnya merah delima,
ia menunggu jawaban. Menunggu jawaban, jawaban

Ke mana rembulan membawa negeriku yang sakit?
Kapan kesadaran mengetuk pintu hati pemangku jabatan? 
Apa yang harus aku lakukan, di balik rembulan yang suram?.

Cakraningrat, Agustus 2021

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ANTARA SEKSI DAN KEMUNAFIKAN

Jelas dan terang pertanyaan itu membeludak menepi pada jidat tanpa doa-doa, tanpa ada  arti apa-apa. Kursi penguasa peta uang negara, sesegukan  anak-anak TK memasari desa-desa. Masyarakat mencekik perut dengan dua puluh  satu jari-jari. Mata mereka berbicara, mulut mereka menganga. Sedang bohlam seukuran kolam menjelma bianglala menepuk-nepuk  di ruangan DPR, KPK, MPR,  Majelis-majelis dan politisi. Aparat negara begitu seksi bermain  adegan Korea. Ada yang melumuri dengan isian nusantara satunya, sibuk obral majinasi  dalam bungkus nasi. Ha ha ha Tontonan telanjang mereka mengamini ejakulasi didemonstrasi, malah pada merah, marah. "Wah.., saya itu banyak mengeluarkan dana, dana itu, dana ini. Ya sudahlah dimaklumi saja,  jika saya berkuasa aliran dananya masuk ke saya" Tolol! Makanya bapak-ibu aparat, kalau disuruh  sekolah itu jangan suka bolos uang mama masuk saku ujung-ujungnya beli plastik kupu-kupu. Beginilah yang terjadi j...

APA GUNA ISLAM

apa guna islam dalam hati bila mulut tajam melukai apa guna islam dalam hati bila kemaksiatan diamini apa guna islam dalam hati bila amanah ditukar korupsi apa guna islam sekalian bila diam dalam kemungkaran apa guna islam sekalian bila aurat dipertontonkan apa guna islam sekalian bila syariat dianggap ancaman apa guna islam sekalian bila tuhan pun diganti uang apa guna islam-islaman toh,  islam tetaplah islam yang kadang orangnya  gagal paham, lalu islam disalahkan toleransi mesti dipahamkan  bengkok kesalahpahaman mesti diluruskan islam bukan agama kawe bukan agama hape bukan pula agama katepe apa guna islam lisan bila dusta di belakang apa guna islam lisan bila budak setan apa guna islam lisan bila panjang tangan ap guna islam sekalian bila dirusak sendiri pelan-pelan yang kadang orangnya  gagal paham, lalu islamnya disalahkan yang kadang orangnya  seperti ikan di atas daratan memandang uang sebagai tuhan apa guna islam-islaman? Cakraningrat, 27/0...